Rabu, 25 September 2013

Peran Orangtua & Ajang Pencarian Jati Diri

Peran Orangtua & Ajang Pencarian Jati Diri

MASIH hangat dan aktual di telinga kitakasus Abdul Qadir Jaelani (AQJ), putra bungsu musisi Ahmad Dhani yang menjadi korban dan tersangka kecelakaan
tragis. Peristiwa itu menewaskan tujuh orang dan beberapa luka cukup menyita waktu publik. Bahkan, AQJ juga sempat mengalami masa kritis dan sampai saat ini masih terbaring lemah. Data terakhir menunjukkan bahwa AQJ yang berusia 13 tahun mengemudikan mobilnya dengan
kecepatan di atas 120 km/jam. Sebuah kecepatan melebihi batas normal ditangan anak yang belum semestinya mengemudi kendaraan.
Tiba masa tiba akal, mungkin kalimat tersebut sangat pantas dilambangkan untuk Indonesia. Pasalnya, pascakecelakaan maut yang menelan beberapa nyawa tersebut, barulah kemudian dilakukan pengawasan ketat
oleh kepolisian terhadap pengemudi kendaraan khususnya anak di bawah umur. Kepolisian di beberapa titik kota di Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya menilang anak yang memiliki
kendaraan namun tidak memiliki SIM, baik beroda dua maupun roda empat. Fokus tilang tersebut ditujukan kepada anak sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa
tidak sedikit pihak yang berwajib luput melakukan pencegahan serta pengawasan terhadap pengemudi kendaraan.
Begitupun dengan si pengendara yangvsering-sering khilaf melanggar peraturan
lalu lintas. Usia 13  tahun adalah usia yang terbilang masih labil. Anak usia tersebut belum mampu berpikir panjang. Pikiran dan tindakannya selalu beriring. Seketika apa yang ada di pikirannya langsung dilakukan
tanpa berpikir lebih jauh. Selain itu, usia tersebut, si anak selalu ingin mencobabdan meniru. Tidak memikirkan, apakah hal yang ditiru itu baik atau buruk untuk
dirinya. Tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan ketika melakukan sesuatu. Sehingga, orangtua paling utama berperan dalam mengontrol dan mengawasi si anak. Di samping itu, usia 13 tahun boleh dibilang usia anak yang masih dalam proses pencarian identitas dirinya, jati
dirinya. Anak dengan usia tersebut belum mengenal potensi yang dimilikinya. Dengan keinginan menggebu, dia berusaha untuk menjelajahi hal-hal yang
ada di sekitarnya. Si anak selalu ingin mencoba dan meniru hal-hal yang baru tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Dengan jalan seperti itu,
dia akan mengenal siapa dirinya. Sebagai contoh: seandainya AQJ tidak mengalami kecelakaan, tentunya dia akan menemukan
dirinya sebagai seorang pembalap yang hebat, seorang yang kuat dengan usia 13 tahun bisa mengemudi mobil di atas 120 km/jam. Sehingga, dia akan menemukan identitas, gambaran dirinya setelah mencoba dan meniru. Dibutuhkan upaya yang serius dan kerja ekstra dalam menjaga buah hati. Orangtua sebagai orang terdekat si anak seharusnya memberi perhatian khusus kepada buah hatinya. Tanggung jawab orangtua sesungguhnya bukan hanya sebatas memberikan asupan gizi, menyekolahkan, dan memberi materi/uang jajan. Tidak sedikit orangtua merasa sudah cukup memenuhi kebutuhan anaknya dengan jalan seperti itu. Namun, sebenarnya tanggung jawab orangtua sangat berat. Dia harus mengawasi dengan ketat tingkah dan perilaku anaknya Mengarahkan si anak untuk menyalurkan bakat dan minat ke hal-hal yang positif, yang bisa mengantarkan ke masa depan yang lebih baik. Untuk selalu menyentuh perasaan si anak dengan mengajaknya untuk berbincang dari hati ke hati. Orangtualah yang memiliki kedekatan emosional paling erat dengan anak. Maka, tidak cukup dengan memenuhi kebutuhan jasmani si anak, namun perlu juga dipenuhi kebutuhan batinnya.  Anak adalah amanah dari Sang Pencipta yang mesti dijaga dan senantiasa diberi asupan yang bernilai positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar