Minggu, 29 September 2013

Suka Duka Jadi Guru, Punya Suami/Istri Guru

Suka Duka Jadi Guru, Punya Suami/Istri Guru

Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena atas pengorbanan guru mendidik
murid-muridnya, pemerintah tidak pernah memberikan tanda jasa seperti yang diberikan kepada pahlawan yang gugur di
medan perang, atau tewas dalam tugas lainnya.
Terhadap guru yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS), pemerintah memberikan
gaji dan honor setiap bulannya, bukan tanda jasa. Dari prolog tersebut, sebutan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,
boleh juga disebut dengan sebutan lain, yaitu pahlawan bergaji bulanan.
Sama seperti rekan-rekan kompasiner pada umumnya, saya sangat menghormati guru
saya. Semua perkataan guru, Saya ikuti, urusan benar salah saya tak
mempersalahkan, bagi saya apa yang dikatakan guru adalah kebenaran, sesuai dengan singkatan guru, digugu dan ditiru.
Sampai-sampai ada pepatah : guru kencing berdiri, murid kencing berlari (pasti guru yang jadi contoh pepatah ini adalah guru
laki-laki).
Saya ingat betul, saat kelas III Sekolah Dasar
(SD), guru saya bilang “Anthony, terus pertahankan nilai-nilai kamu, bikin orang tuamu terus bangga, tak banyak anak seperti kamu, sudah ganteng, baik, rajin,
pintar pula.” Sayapun terus mengingat kata- kata guru SD Saya tersebut, meyakininya
sebagai kebenaran, ternyata apa yang dikatakan guru SD saya tidak salah atau benar adanya, keyakinan saya juga tidak
salah, banyak orang-orang lain di
perjalanan hidup Saya berikutnya, yang katakan jika saya itu ganteng, baik, rajin dan pintar.
Kembali ke laptop, sesuai judul tulisan ini, maka saya mau membagi curhat teman SMA
saya yang sekarang menjadi guru bahasa Inggris di SMA kami dulu. Ia cerita panjang lebar tentang banyak hal, termasuk punya
suaminya yang kurang panjang, dan punyanya yang agak lebar.
Berikut adalah suka duka menjadi guru versi teman Saya, Dina :
Suka
1. Banyak libur
Di luar jatah cuti 12 hari kerja per tahun,
guru juga mendapat libur setiap anak
sekolah libur, bila dipaksakan masuk
sekolah, kerja guru tidak mengajar, tetapi
hanya ngobrol ngalor ngidul a.k.a bergosip
ria di ruang guru.
2. Liburan gratis
Setiap murid-murid mengadakan study tour
ke luar kota, mereka ditarik biaya, dimana
biaya tersebut telah di mark up supaya bisa
memberangkatkan beberapa guru sebagai
pendamping wisata, syukur-syukur banyak
lebihnya, sehingga suami/istri dan anak-
anak guru bisa ikut liburan gratis (tiket,
hotel dan makan).
3. Jam kerja pendek
Waktu normal pekerja kantor adalah jam 9
pagi sampai jam 5 sore, bahkan seorang
profesional (dokter, lawyer, arsitek,
konsultan dll)jam kerjanya tidak terbatas,
seharian penuh bisa bekerja, sampai lupa
makan lupa tidur. Nah, guru adalah profesi
dengan jam kerja paling sedikit, sesuai jam
belajar anak. Guru TK jam belajarnya 3 jam,
maka jam kerja guru yah 3 jam. Guru SD jam
kerjanya 6 jam sesuai jam belajar anak SD.
4. Kebanggaan
Seorang guru akan bangga jika mantan
muridnya setelah dewasa jadi orang.
Contoh sederhana adalah Gurunya Tamzi,
Pak Rhatam, sangat bangga kepada Tamzi,
sebab sekarang Tamzi sudah jadi orang,
padahal dulu waktu SD agak mirip marmut,
SMP agak mirip Tupai.
5. Murid berprestasi, nama guru harum
Prestasi seorang murid, misal menjadi juara
olimpiade matimatika, akan berimbas
kepada karir guru matimatikanya. Orang
akan mencari tahu siapa gurunya, sehingga
muridnya bisa punya prestasi sehebat itu.
Ada contoh sederhana, guru SD saya, saat
ini sedang ditawari kontrak sebuah untuk
melatih penulis-penulis berbakat, karena
guru SD Saya dianggap berhasil mengajar
saya menulis dan mengarang, terbukti dari
tulisan-tulisan Pakde kartono di kompasiana
yang disukai banyak orang.
Duka
1. Bila bertemu murid yang lebih pintar dari
guru. Contoh paling jauh teman saya ini,
jadi guru bahasa Inggris karena kuliah di
IKIP jurusan bahasa Inggris, sementara
muridnya ada beberapa yang pernah tinggal
di luar negeri bersama orang tua, sehingga
bahasa inggrisnya cas cis cus ciyus miapa.
Saat murid bertanya agak panjang dengan
bahasa Inggris, teman saya jadi sering
bilang : Pardon me? Excuse me? May you
repeat your question? Waduh, benar-benar
duka lara kalo begitu kejadiannya. Poor.
2. Kadang kala guru ingin mengulangi
kegilaannya saat SMA dulu, pingin nakal
kecil-kecilan, misal pakai jeans belel, tank
top ke Mall, merokok, ciuman sambil antri
tiket bioskop dll. Tapi karena menyandang
predikat guru, semua hal tersebut harus
ditahan, takut dilihat oleh muridnya atau
keluarga murid, jadi hanya bisa dilakukan
diam-diam didalam kamar seperti
masturbasi, yang hanya bisa dilakukan
diam-diam dan didalam kamar. Pingin nakal
ini hal manusiawi, apalagi kata mba Ellen,
bad boy itu Sesuatu, dan banyak orang lain
juga meyakini, bahwasanya bad boy atau
bad girl lebih menarik dibanding badak,
baik bercula 1 atau bercula 2.
3. Perekonomian
Tidak adaguru yang kaya raya, kalo ada
guru yang kaya raya, maka didaftar orang-
orang terkaya akan ada nama orang yang
berprofesi sebagai guru, dan nantinya
orang memilih menjadi guru daripada
pengusaha. Sekalinya ada guru yang kaya,
bukan guru di sekolah, tapi guru spiritual,
antara lain Ki Joko Bodo dan Ki Gendeng
Pamungkas.
4. Dilema
Apabilaada guru wanita yang cantik, atau
guru pria yang ganteng, akan mengalami
dilema. Niat awal hanya bekerja dengan
tulus dan mengabdi untuk sekolah dan
negara, diperjalanan waktu akan timbul
masalah, akan banyak pihak yang suka,
bahkan cinta kepada bapak guru yang
ganteng dan ibu guru yang cantik, mulai
dari sesama rekan guru, orang tua murid
sampai murid guru tersebut. Bukannya guru
dilarang jatuh cinta, tetapi ada nasihat
orang tua yang harus dipegang teguh, jika
disekolah fokuslah mengajar, jangan
pikirkan hal lain, apalagi sampai memikirkan
bercinta di ruang kelas yang sepi saat jam pelajaran usai.
Demikianlah suka duka menjadi guru, sekaligus juga suka duka mempunyai suami/istri yang berprofesi sebagai guru.
Selamat malam Indonesia

Sumber : kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar